konten kreator dan infografis
|

Konten Kreator dan Infografis

Hai Moms,

Yuk kita berbicara tentang konten kreator, dan juga tentang infografis.

Memang ada hubungannya?

Ada sih Mom, yuk dibaca sampai selesai 🙂

Pengertian infografis

Bersumber dari https://venngage.com/, infografic (information graphic) adalah visual representation of information or data.

Infografis adalah representasi visual dari sekumpulan informasi atau data.

Dari sumber yang lain, infografis adalah sekumpulan image (gambar), grafik, dan sedikit teks yang membuat pembaca lebih mudah mengerti tentang gambaran sebuah topik atau tema.

Apa manfaat penggunaan infografis?

  1. Otak manusia bekerja lebih cepat (baik) dalam memproses informasi visual daripada teks. Artinya, infografis akan lebih mudah dicerna dan dipahami daripada saat kita membaca informasi dalam bentuk tulisan atau artikel.
  2. Infografis bisa menjadi pengganti story telling. Buat mommies yang masih kesulitan menulis konten dengan bentuk story telling atau bercerita, infografis mungkin bisa menjadi pilihan.
  3. Infografis bisa menjadi salah satu cara mudah untuk mendapatkan backlink. Seperti yang kita tahu, backlink sangat penting buat para blogger dan konten kreator.
  4. Informasi lebih mudah di share atau disebarluaskan dengan menggunakan infografis. Bayangkan, lebih mudah mana antara harus men-screening (membaca) tulisan dan artikel vs gambar dan infografis.

Kapan konten kreator harus menggunakan infografis?

  1. Saat harus memberikan gambaran singkat tentang suatu topik.
  2. Saat harus menjelaskan alur suatu proses yang rumit atau kompleks.
  3. Saat harus menampilkan data survei supaya lebih mudah dipahami.
  4. Meringkas dan merangkum konten artikel blog yang terlalu panjang.
  5. Memberikan perbandingan antara beberapa pilihan atau opsi.
  6. Meningkatkan kesadaran pembaca tentang penyebab satu masalah atau isu yang sedang terjadi.

Tipe-tipe infografis

  1. Statistik
  2. Informational
  3. Timeline
  4. Proses
  5. Geografis
  6. Perbandingan
  7. Hirarki
  8. Listicle
  9. Ringkasan

Apakah infografis penting untuk konten blog?

Tidak semua konten blog memerlukan infografis. Sama seperti tidak semua keluarga membutuhkan sebuah mobil. Karena beda kepentingan dan beda kebutuhan tentunya.

Tidak ada salahnya bagi seorang konten kreator atau blogger mempelajari tentang infografis. Sama pentingnya dengan konten kreator atau blogger harus tahu cara membuat atau mendesain blog graphic untuk konten blognya. Tapi yang tidak kalah penting adalah menempatkan kepentingan infografis itu sendiri.

Jangan sampai, hanya karena “ingin” terlihat keren, kita menyisipkan konten infografis yang tidak perlu. Bukannya membuat pembaca semakin mudah mengerti isi konten, malahan membuat bingung.

Apalagi saat menyisipkan infografis supaya konten untuk lomba blog terlihat lebih keren, misalnya. Padahal tidak ada substansi esensinya sama sekali. Akan terlihat aneh dan kesannya dipaksakan.

Contoh konten infografis Canva: https://www.canva.com/infographics/templates/

Mau bebas menggunakan semua template dan elemen Canva, gunakan Canva Pro, klik banner dibawah untuk free trial.

Konten berbicara tentang apa?

Apakah konten yang kita buat berbicara tentang data statistik, informasi sebab akibat, ringkasan artikel dari 2000 kata misalnya. Atau malah konten kita hanya terdiri dari 500-750 kata yang sebenarnya tidak memerlukan adanya infografis sama sekali.

Seperti halnya landing page, infografis harusnya bisa berdiri sendiri tanpa konten artikel (ini opini pribadi). Dalam artian, saat kita melihat dan membaca sebuah infografis, kita bisa tahu makna dan arti serta tujuan apa yang hendak dikemukakan oleh si konten kreator. Tanpa harus membaca semua isi konten artikelnya.

Nah, saat si infografis berdiri sendiri tanpa artikel dan kita sebagai pembaca tidak paham akan maknanya, esensi infografis perlu dipertanyakan. Jangan-jangan, konten artikel yang dibuat kurang “dalam” cara mengupasnya atau cara menyampaikannya. Atau bahkan kurang lengkap informasi pendukungnya.

In-depth konten atau kentang?

Tidak semua konten artikel yang lebih dari 1500 kata merupakan in-depth artikel. Ada kalanya hanya kalimat atau paragraf yang sering diulang agar konten terlihat panjang dan menakjubkan.

Kalau Mommies pernah berkunjung ke blognya Brian Dean, saya sering kesana btw, tidak ada konten abang Brian yang pendek. Semua artikel dan pembahasan pokok temanya panjang tapi tidak bikin bosan. Buat moms yang tertarik dengan SEO, blognya om Brian ini bisa dijadikan acuan dan guiding karena selalu uptodate.

Karena apa? Karena diselingi banyak SS (screenshots), images dan infografis yang sesuai dengan isi kontennya. Pembahasannya juga bite per bite sehingga mudah dikunyah dan dipahami oleh pembaca pemula sekalipun.

Brian Dean juga pernah membahas tentang bagaimana dia planning konten artikel untuk blognya untuk setahun ke depan. Menurut saya, itu keren banget Mom, benar-benar memberi insight baru dalam hal planning konten untuk blog. Penting banget buat para konten kreator macam kita.

Banyak sih, blog-blog dari luar yang saya suka baca hingga subscribe karena memang bermanfaat banget buat para pembaca dan subscriber-nya. Ini yang saya maksud dengan in-depth konten. Jadi, bukan hanya konten beberapa paragraf dan 500 kata selesai. Tapi tidak ada manfaat sama sekali buat para pembacanya. Kentang banget kalau nulis artikel hanya 500 kata dan selesai terpaksa hanya demi mengisi konten blog. Daripada begitu, mending artikel-artikel lama di repurpose ulang dan atau di update. Kalau saya sih Mom.

Apakah audiens akan terbantu dengan adanya infografis?

Satu hal lagi yang tidak kalah penting, sebagai konten kreator atau blogger, kita menulis untuk pembaca atau audiens ya Mom. Bukan untuk abang Google apalagi robot crawl 🙂

Jangan menulis konten hanya demi SEO atau hanya supaya artikel bisa nongki cantik di halaman pertama Google. Atau demi DA (domain authority) supaya meningkat tajam. Menulislah untuk audiens. Dan audiens itu orang seperti kita. Jadi, menulislah dengan bahasa yang mudah dipahami dan komunikatif seperti saat kita sedang berbicara dengan orang lain.

Baca juga: Kesalahan SEO yang harus dihindari

Jadi penting buat kita sebagai konten kreator untuk memikirkan apakah audiens akan lebih paham apabila kita memakai infografis atau malah akan jadi bingung. Kalau sekiranya audiens akan semakin mudah mencerna apa yang kita sampaikan melalui infografis, go ahead. Kalau tidak, ya tidak usah dipaksakan.

Step by step membuat infografis sederhana

Membuat infografis ada langkah-langkahnya ya Mom. Sama seperti kita membuat artikel. Penting untuk mempunyai backup data yang valid dan outline. Jadi, infografis akan terfokus dan tidak melebar ke pembahasan yang tidak perlu.

Sumber data

Pastikan mempunyai sumber data yang valid dan terpercaya serta uptodate.

Alur atau Proses

Konten kreator harus mengerti tentang proses atau alur konten infografis.

Template

Pilih template infografis yang sesuai dengan isi konten. Beberapa aplikasi online yang bisa digunakan untuk membuat infografis adalah sbb:

  • Canva
  • Venngage
  • Picktochart
  • easel.ly
  • Visme
  • Infogram
  • Vizualize.me
  • Snappa
  • Animaker
  • BeFunky
  • Biteable
  • Mind the Graph
  • Adobe Spark
  • Crello
  • dan masih banyak lagi.

Salah satu dari list di atas yang saya gunakan adalah Canva.

Moms bisa gunakan Canva Free maupun Canva Pro untuk membuat infografis.

Tapi, ada banyak sekali fitur di Canva Pro yang tidak ada di free akun. Bisa dibaca artikelnya di Fitur Canva Pro untuk Blogger.

Buat Moms yang ingin berlangganan Canva Pro dengan harga hemat dan tentunya original dari Canva, klik gambar (image) dibawah ini ya Moms.

Demikian ya Mom, semoga artikel ini bisa bermanfaat.