MASKu, Solusi Mempersiapkan Masa Depan dan Biaya Pendidikan Anak

“Mbak, kok anaknya satu aja, kasihan nanti kalau sudah besar gak ada saudara….” kata budhe nya suamiku saat kami menyambangi rumah mereka di suatu hari.

“Lha mbok nambah anak lagi mbak, mosok anak hanya satu saja,” kata tetangga ibuku.

Masih banyak lagi saudara dan tetangga yang seolah-olah mewajibkan saya harus punya anak lebih dari satu.

“Kalian siapa woyyy 😃 kok urusan banget dengan rumah tangga dan anak orang.” Dalam hati pengen ngomong begitu tapi ya sudahlah, sabar…..

Tapi yaa, begitulah di Indonesia (Jawa) terutama di perkampungan non perumahan elite yang para warganya biasa kepo maksimal dengan urusan tetangga.

Tidak ada bedanya dengan ibu penjual soto di Palangkaraya yang kerap kali saya sambangi saat ingin makan yang seger-seger.

Beliau sepantaran dengan saya. Bedanya, anak saya satu, beliau punya 4 orang anak.

Yang paling kecil bahkan belum masuk Sekolah Dasar. Beliau ini tahu kalau anak saya sedang kuliah di Jawa tepatnya di kota Malang.

Lagi-lagi saya menerima pertanyaan yang sama. Pertanyaan yang bikin bosan,”Hanya satu saja kah anaknya mbak?”

“Anak satu saja kalau sekolah bisa menghabiskan biaya seharga satu rumah Bu,”jawab saya mringis sambil nyemil rempeyek kacang dan segelas kopi. “Apalagi kalau anak lebih dari satu, bisa habis rumah berapa kalau dihitung,” tambah saya lagi.

“Ya nggak gitu to mbak, kan setiap anak ada rejekinya,”kata beliau.

Iya memang, setiap anak dan setiap orang pasti ada rejekinya, tapi saya gak mau gambling dengan kehidupan dan pendidikan anak saya.

Saya lebih memilih realistis dan sedikit pesimis. Dengan merasa “sedikit” tidak aman secara finansial, saya dan suami akan lebih terpacu untuk mempersiapkan dana pendidikan anak kami. Lebih banyak menyisihkan dana untuk tabungan dan investasi.

Daripada berpikir,”Ah gampang, pasti nanti kalau sekolah dan kuliah ada biayanya” ….ehh ternyata malah zonk?? Kan malah kasihan anaknya.

Sederhana saja sih pikiran saya. Terlepas dari banyak anak banyak rejeki atau anak punya rejeki masing-masing.

Menurut saya, kita sebagai orang tua yang memilih memiliki anak. Bahkan banyak juga penganut child free.

Jadi, punya anak atau tidak mempunyai anak sepenuhnya adalah hak dari orang tua.

Jika memang memilih untuk memiliki anak, ya bertanggung jawablah dengan konsekuensi nya. Berikan anak pendidikan yang sudah menjadi haknya.

Jangan hanya punya anak tapi tidak mampu membesarkan dan menyekolahkan dengan layak. Itu adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua.

Selain itu, saya juga ingin ada waktu untuk diri sendiri. Saya membayangkan, jika anak saya lebih dari satu, hari ini pasti saya masih sibuk mengurus mereka. Antar jemput, memasak, tugas sekolah, dan kesibukan lainnya. Egois ya sepertinya, tapi ini pilihan masing-masing orang.

Setelah anak saya memulai kuliah dua tahun lalu, saya mempunyai lebih banyak waktu untuk diri sendiri. Bisa bekerja freelance dengan lebih tenang. Beristirahat lebih lama dan tidak harus repot di pagi hari menyiapkan sarapan dan mengantar sekolah.

Dana pendidikan

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), biaya pendidikan naik sekitar 10%-15% per tahun. Sementara rerata kenaikan gaji hanya sekitar 5%-10% per tahun.

Jika para orang tua tidak menyiapkan dana pendidikan anak sedari awal, bisa dipastikan mereka akan kesulitan saat membutuhkan dana sekolah nantinya.

Ketidaksiapan dana pendidikan, mungkin menjadi salah satu alasan, mengapa lebih banyak generasi milenial yang tidak melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi. Prosentase terbesar pendidikan generasi milenial adalah tingkat SMA atau sederajat. Sumber.

Biaya Pendidikan PG-SD tahun 2007

Ini cerita tentang anak saya sewaktu mulai masuk sekolah. Anak saya mulai masuk PG (play group) di tahun 2007. Kami memilih PG -TK-SD YSKI di Semarang.

Melihat kualitas guru dan juga pengajarannya, mantaplah kami menyekolahkan anak disana. Mulai dari jenjang Play Group hingga kelas 5 SD.

Kok tidak sampai lulus SD? Karena saat kenaikan kelas 6, kami sekeluarga pindah ke kota Palangkaraya Kalimantan Tengah.

Pada tahun 2007, uang pangkal atau uang masuk sekolah sebesar 4 juta rupiah dan SPP per bulan 250.000 rupiah. Tidak ada yang dibedakan, tidak ada diskon dan tidak boleh dicicil. Harus lunas sebelum anak-anak masuk sekolah.

Hanya anak-anak pendeta yang mendapatkan kebijakan biaya sekolah. Kakak adik yang bersekolah di sini juga mendapatkan sedikit pengurangan biaya.

Pada saat SD kelas 5, SPP anak saya saat itu sebesar 400.000 rupiah per bulan.

Ada kenaikan hingga 15% setiap tahun untuk SPP dan juga ada biaya daftar ulang setiap tahun.

Tentu saja, semua biaya pendidikan ini tidak bisa di sama ratakan dengan sekolah yang lain ya.

Duh lap keringat, eh tapi kok masih mahal sekolah anakku dulu waktu TK SD ternyata 😆

Yah, ini kan perkiraan biaya pendidikan in general dan rata-rata, harap maklum.

Berdasarkan perkiraan biaya pendidikan di atas, satu orang anak bisa menghabiskan dana pendidikan hingga 225 juta. Ingat ya, per satu orang anak.

Disclaimer, beda sekolah (nasional atau internasional), kota, pilihan fakultas dan universitas (jika kuliah) juga memengaruhi biaya pendidikan.

Berbahagialah para orang tua yang sudah jauh-jauh hari menyiapkan dan menyisihkan dana pendidikan. Dengan demikian, saat anak masuk sekolah, kita orang tua sudah siap dengan biaya.

Akan lebih baik lagi jika kita tidak sekedar menyisihkan pendapatan, tapi juga memulai investasi supaya hasil yang kita dapatkan lebih tinggi.

Besaran Investasi untuk Biaya Pendidikan

Dengan asumsi saat ini anak berusia 1 tahun dan kenaikan biaya sekolah 11% per tahun, kenaikan biaya kuliah 6% per tahun, dibawah ini besaran jumlah investasi yang harus disisihkan per bulan.

Asumsi: Investasi di reksadana dan saham dengan imbal hasil 5%-12% per tahun.

Pendidikan	Persiapan	Biaya saat ini	Biaya masa depan	Investasi per bulan
PG	3 tahun	5 juta	7 juta	176 ribu
TK	4 tahun	10 juta	15 juta	288 ribu
SD	6 tahun	15 juta	28 juta	315 ribu
SMP	12 tahun	20 juta	70 juta	219 ribu
SMA	15 tahun	25 juta	120 juta	239 ribu
Kuliah	18 tahun	150 juta	428 juta	565 ribu
			TOTAL	1, 8 juta per bulan

Pentingnya Investasi

Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk membeli surat berharga atau saham untuk memperoleh keuntungan.

Sebagai orang tua yang ingin menyiapkan dana pendidikan untuk anak, penting bagi kita untuk melek finansial terutama melek tentang keuangan dan investasi.

Lebih baik mempunyai banyak aset alias kaya beneran daripada “terlihat” kaya tapi kaya jadi-jadian 🤦‍♀️

Tabungan ≠ Investasi

Penting untuk diingat bahwa meskipun sama-sama menyisihkan dana untuk keperluan tertentu, menabung dan berinvestasi adalah dua hal yang sangat berbeda.

Tidak ada risiko dana berkurang saat kita menabung tapi saat kita berinvestasi, dana yang ada akan selalu fluktuatif menyesuaikan harga pasar.

Biasanya orang menabung untuk kepentingan jangka pendek, sedangkan investasi cocok untuk tujuan jangka panjang.

Kita hanya akan mendapatkan bunga bank saat kita menabung tapi di investasi kita bisa mendapatkan dividen dan capital gain yang semuanya bisa meningkatkan aset investasi yang kita miliki dan menambah pendapatan.

Tabungan sangat likuid, kapan pun kita butuh kita bisa langsung menarik uang melalui ATM ataupun teller bank. Saat kita menarik dana investasi, dibutuhkan waktu 1 hingga maksimal 3 hari sebelum dana masuk ke rekening kita.

Pilihan Investasi Yang #MembukaHarapan Dana Pendidikan

Saat ini, menabung tidak lagi menghasilkan return of investment yang tinggi. Malah, uang yang kita simpan di rekening tabungan, lama-lama bisa habis untuk membayar biaya administrasi bulanan bank.

Perlu diingat bahwa menabung tidaklah sama dengan investasi.

Akan lebih baik jika kita paham tentang apa itu investasi dan bagaimana cara berinvestasi yang benar.

Supaya, uang yang ada tidak habis untuk lifestyle dan pembelanjaan konsumtif, tapi uang yang ada bisa dikembangkan menjadi aset dan passive income.

Melek investasi juga bisa menghindarkan kita dari upaya investasi abal-abal yang ujungnya hanya membuat kita kehilangan uang saja.

Meskipun mungkin suami sudah menyiapkan dana pendidikan anak, tidak ada salahnya ibu juga menyiapkan secara mandiri sebagai backup.

Jika tidak ada masalah, maka biaya pendidikan yang sudah kita kumpulkan bisa untuk modal usaha, juga bisa untuk membantu menambah biaya pendidikan jika anak ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

Meski ada banyak pilihan investasi, beberapa pilihan investasi dibawah ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan, juga aman.

Deposito

Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu. Karakteristik deposito dari bank adalah:

1. Deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu berakhir.
2. Deposito yang akan jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis atau automatic roll over (ARO).
3. Deposito bisa berbentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing.

Sumber.

Deposito adalah cara investasi paling mudah dan aman tanpa memerlukan pengetahuan mendalam tentang keuangan.

reksa dana

Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi, untuk kemudian diinvestasikan ke dalam surat berharga seperti : saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Sumber.

Mudahnya, kita bisa mulai berinvestasi dengan nominal seratus ribuan bareng-bareng dengan orang lain yang juga ingin berinvestasi di Manajer Investasi yang sama.

Jadi kita tidak usah pusing memikirkan mau memilih membeli saham yang mana karena Manajer Investasi nantinya yang akan membelanjakan uang investasi yang ada.

logam mulia

Emas dianggap sebagai logam mulia karena kelangkaannya, keindahannya, nilai yang melekat, dan nilainya yang bermanfaat. Karakteristik ini menjadikannya pilihan populer untuk digunakan sebagai perhiasan, mata uang, dan aset investasi.

Emas juga mudah dibeli dan dijual kembali. Bisa menjadi pilihan mudah ibu rumah tangga berinvestasi.

Saat ini bahkan kita bisa membeli logam mulia dengan cara mencicil alih-alih membayar tunai.

Obligasi

Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat diperjualbelikan.

Jenis-jenis obligasi pada umumnya:

1.     Obligasi Pemerintah, yaitu obligasi dalam bentuk Surat Utang Negara yang diterbitkan oleh Pemerintah RI. Pemerintah menerbitkan obligasi dengan kupon tetap (seri FR- Fixed Rate), obligasi dengan kupon variable (seri VR –Variable Rate) dan obligasi dengan prinsip syariah/ Sukuk Negara.

2.     Obligasi Korporasi, yaitu obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh Korporasi Indonesia baik BUMN maupun korporasi lainnya. Sama seperti obligasi pemerintah, obligasi korporasi terbagi atas obligasi dengan kupon tetap, obligasi dengan kupon variabel dan obligasi dengan prinsip syariah. Ada Obligasi Korporasi yang telah di peringkat atau ada yang tidak di peringkat.

3.     Obligasi Ritel, yang diterbitkan oleh Pemerintah yang dijual kepada individu atau perseorangan melalui agen penjual yang ditunjuk oleh Pemerintah. Biasanya ada beberapa jenis yaitu ORI atau Sukuk Ritel. Sumber.

Potensi logam mulia sebagai investasi dan  #PembiayaanKebutuhan

Sebagian orang memilih emas perhiasaan sebagai branding dan lambang kesuksesan. Semakin berat dan banyak emas perhiasan yang dipakai, sudah pasti orang tersebut kaya.

Sebagian yang lain, lebih memilih emas batangan (logam mulia) sebagai investasi. Lebih memilih stay humble tidak terlihat kaya tapi sudah pasti kaya.

Buat orang tua yang ingin menabung emas, pilih logam mulia, jangan emas perhiasan. Kita rugi dua kali jika berinvestasi emas perhiasan.

Batu atau hiasan “permata” yang tidak berharga ikut di timbang dan dihargai senilai harga emas saat kita membeli emas perhiasan. Juga ada biaya pembuatan yang dikenakan.

Saat kita menjual emas perhiasan tersebut, hiasan batu permata akan dilepas, yang dihitung hanya berat emasnya saja. Belum lagi total harga akan dikurangi biaya pembuatan. Pastinya, harga jual emas perhiasaan akan lebih rendah dari harga saat kita membeli.

Sebaliknya, jika kita membeli dan menyimpan logam mulia, harga beli maupun harga jual akan tetap sama bahkan lebih tinggi. Tidak ada potongan biaya apapun.

Logam mulia lebih cocok sebagai alat investasi dan #pembiayaankebutuhan terutama kebutuhan biaya pendidikan anak.

Ini dia berbagai potensi logam mulia. Sumber.

Menjadi alat tukar saat krisis

Emas sebagai logam mulia tidak terpengaruh inflasi. Jika terjadi krisis keuangan di suatu wilayah atau negara, logam mulia bisa menjadi alat tukar atau alat pembayaran yang stabil.

sebagai instrumen investasi

Harga logam mulia cenderung stabil dan bisa menghasilkan capital gain jika disimpan lebih dari 5 tahun.

Sebagai dana darurat

Karena tahan inflasi, logam mulia bisa menjadi pilihan saat kita menyiapkan dana darurat selain uang tunai.

diversifikasi portofolio investasi

Semakin disimpan lama, harga dan nilai logam mulia akan semakin naik. Mengutip quote “jangan menaruh semua telur di satu keranjang” logam mulia bisa menjadi pilihan investasi selain reksadana, obligasi, saham, dan kripto karena nilainya yang meningkat.

Likuiditas tinggi

Logam mulia adalah aset yang sangat likuid. Mudah dibeli dan juga mudah dijual kembali.

#UntungAdaKawan Logam Mulia

Grafik diatas bersumber dari Treasury.id

Saya mengambil data 10 tahun yang lalu yaitu per tanggal 6 Juli 2013 – 6 Juli 2023 untuk mengetahui potensi kenaikan harga logam mulia emas.

Dapat kita lihat bahwa, selama 10 tahun, harga logam mulia mengalami kenaikan hingga 3 kali lipat.

Pendidikan	Persiapan	Biaya saat ini	Biaya masa depan
PG	3 tahun	5 juta	7 juta
TK	4 tahun	10 juta	15 juta
SD	6 tahun	15 juta	28 juta
SMP	12 tahun	20 juta	70 juta
SMA	15 tahun	25 juta	120 juta
Kuliah	18 tahun	150 juta	428 juta
		TOTAL	668 juta

Jika kita lihat biaya pendidikan anak diatas, total dana pendidikan yang dibutuhkan adalah sebesar 668 juta rupiah dalam rentang waktu 18 tahun.

Dengan potensi kenaikan harga logam mulia hingga 3 kali lipat dalam 10 tahun, maka kita bisa menabung logam mulia atau #cicilanemas sejumlah satu jutaan rupiah per bulan atau 1 gram (minimal) per bulan.

Jika dibandingkan dengan investasi reksadana dan saham di tabel paling atas, logam mulia menjadi pilihan terbaik.

Ada selisih sebesar 800.000 per bulan jika kita bandingkan. Lumayan, 800.000 bisa untuk membeli dan menambah logam mulia lagi setiap bulan.

Semakin banyak kita bisa membeli logam mulia, akan semakin bagus.

Jika dibandingkan dengan instrumen investasi lain seperti saham dan reksadana, logam mulia ternyata tidak kalah bersaing. Baik dalam hal return of investment dan capital gain.

Sepengalaman saya, karena sifat logam mulia yang sangat likuid, banyak toko perhiasaan dan toko online dimana kita bisa membeli logam mulia secara tunai maupun cicilan.

Sudah tahu belum kalau #WOMFinance juga mempunyai program pembiayaan (pembelian) logam mulia secara kredit?

Program MASKu by #WOMFinance

Salah satu layanan WOM Finance untuk pembiayaan kebutuhan adalah melalui program MASKu.

Tanpa ribet, kita bisa membeli logam mulia tanpa harus keluar rumah. Lebih aman dan pastinya lebih ramah kantong untuk #cicilan emas.

Biaya Pendidikan Anak Aman #UntungAdaKAWAN Dari WOM Finance

#UntungAdaKawan dari WOM Finance, kita para orang tua bisa menunaikan kewajiban menyekolahkan anak-anak kita hingga tuntas sesuai jenjang pendidikan yang dikehendaki.

Bersama dengan WOM Finance, harapan masa depan anak terbuka lebar. Ikuti juga Program Undian Berhadiah WOMBASTIS 2023, siapa tahu beruntung menang 😊

Yuk, mulai investasi logam mulia di WOM Finance sekarang juga!

Semoga kita semua di berikan kesehatan dan kemampuan mendidik anak-anak yang sudah kita lahirkan. Amin.