Harapan Orang Muda Indonesia Terhadap Perubahan Iklim dan Konservasi Hutan
“Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Sumpah Pemuda
Di atas adalah kutipan dari tiga butir ikrar Sumpah Pemuda yang sebagian besar dan mungkin hampir semua masyarakat Indonesia pasti hafal.
Saya sudah tidak muda lagi, ya iyalah semua orang juga tahu 😊 dan saya mempunyai seorang anak yang sekarang beranjak dewasa muda usia 20 tahun an.
Tahun 2013, pindah dari tempat tinggal dan sekolah yang notabene dia sudah amat sangat nyaman mulai Playgroup di usia 4 tahun an hingga kelas 5 SD membuat dia “marah”. Apalagi meninggalkan saudara, embah, dan teman-temannya di Semarang.
Belum lagi, dia yang terbiasa menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia dihadapkan pada kenyataan bahwa semua teman barunya di sekolah dan para guru di Palangkaraya sini lebih banyak menggunakan Bahasa Banjar dan Bahasa Dayak.
Mana dia paham Bahasa Banjar yang bagaikan bahasa asing. Duh, saat itu, di awal-awal pindah dari Semarang ke Palangkaraya, hawanya si anak ini marah-marah terus dan pengen pulang ke Jawa 🥹
Tapi kemudian mereda setelah beberapa bulan kemudian, saat dia sudah bisa beradaptasi dengan baik, meskipun dia belum fasih menggunakan Bahasa Banjar dan Bahasa Dayak Ngaju. Mungkin karena “terpaksa” menggunakan bahasa tersebut, dia lama-lama jadi bisa dan fasih.
Saya sempat termenung, memang benar kalau di negara Indonesia ini ada banyak suku dan banyak bahasa, akan sulit dan susah jika suku A pindah ke suku B yang menggunakan bahasa berbeda. Sama seperti kita yang gak paham Bahasa Inggris tiba-tiba harus pindah ke Kanada 😅
Bersyukur sekali, ada Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan dari semua suku dan masyarakat di Indonesia sehingga memudahkan kita yang karena ada alasan tertentu harus pindah ke pulau atau ke kota lain.
Saat pertama kali pindah ke Kalimantan Tengah khususnya kota Palangkaraya, sama sekali tidak pernah terlintas bahwa kami akan sering mengalami kebakaran lahan dan kabut asap.
Kami yang tinggal jauh di kota saja kabut asapnya terasa pekat, apalagi mereka yang tinggal di area dekat lahan yang terbakar. Entah bagaimana rasanya.
Bulan Oktober 2023 ini, kabut asap mulai kembali terasa. Membuat mata pedih, cucian jadi bau, dan napas menjadi sesak.
Foto diatas di ambil di awal bulan Oktober 2023 dari Universitas Palangkaraya. Alganiyu adalah teman anak saya yang berkuliah di UPR dan mengabadikan momen ini.
Saya bersyukur karena dua tahun ini anak saya tidak perlu menghirup asap kebakaran lahan. Itu karena selama dua tahun ini dia menempuh pendidikan di kota Malang.
Cuaca dan Iklim Palangkaraya Saat Ini
Berdasarkan data dari BMKG, wilayah Kalimantan Tengah akan mengalami dampak dari hujan lebat.
Inginnya memang terjadi hujan lebat, supaya kebakaran lahan bisa padam dan berhenti. Tapi kalau dampaknya menyebabkan banjir dan longsor, jadi ngeri. Hanya bisa berharap dan berdoa yang terbaik.
Fakta Perubahan Iklim di Indonesia
Fakta perubahan iklim di Indonesia
Perubahan iklim memiliki dampak yang luas bagi makhluk hidup di seluruh dunia. Dampak ini termasuk berbagai perubahan dalam ekosistem dan lingkungan, serta kesehatan manusia.
Kenaikan suhu
Peningkatan suhu ini dapat mengakibatkan cuaca yang lebih ekstrem, seperti gelombang panas yang lebih sering terjadi.
Perubahan Pola Hujan
Pola hujan di Indonesia juga mengalami perubahan signifikan. Musim hujan sering menjadi lebih pendek dan intensitas hujan lebih besar, sementara musim kemarau semakin panjang dan kering.
Kenaikan Permukaan Laut
Kenaikan permukaan laut adalah dampak langsung dari perubahan iklim global. Wilayah pesisir di Indonesia sangat rentan terhadap kenaikan permukaan laut, yang dapat mengakibatkan banjir rob dan erosi pantai.
Bencana Alam
Perubahan iklim telah meningkatkan intensitas dan frekuensi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan tsunami di Indonesia.
Kerusakan Hutan dan Karbon
Indonesia memiliki hutan tropis yang luas, tetapi deforestasi yang berkelanjutan dan pembakaran hutan menyebabkan pelepasan besar-besaran gas rumah kaca. Indonesia adalah salah satu penghasil emisi karbon terbesar di dunia.
Pencemaran Udara
Polusi udara dari kendaraan bermotor dan industri telah menjadi masalah yang semakin besar di banyak kota di Indonesia. Ini dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia dan juga dapat mempercepat perubahan iklim.
Kerentanan Masyarakat
Masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di daerah pedesaan dan pesisir, sangat rentan terhadap perubahan iklim karena bergantung pada sumber daya alam yang rentan terhadap perubahan cuaca. Mereka juga memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan dan pendidikan.
Perubahan Iklim dan Dampak Penyakit di Kalimantan Tengah
Penyakit Demam Berdarah atau DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes Aepyty.
Perubahan iklim di Kalimantan Tengah berdampak pada penyakit Demam Berdarah Dengue. Pada tahun di 2017 di Provinsi Kalimantan Tengah dilaporkan terdapat 894 kasus DBD, lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah kasus DBD pada tahun 2016 sebanyak 1762 kasus DBD, dengan jumlah kematian sebanyak 18 orang lebih sedikit dibandingkan jumlah kematian pada tahun 2016 yang berjumlah 24 orang. Sumber.
Rumah sakit besar hanya ada di ibu kota provinsi yaitu Palangkaraya. Sementara, kota-kota kabupaten hanya memiliki satu hingga dua rumah sakit saja. Mungkin ini salah satu hal yang menyebabkan pasien sulit mendapatkan penanganan jika terjadi bencana epidemik seperti DBD.
Dampak perubahan iklim bagi makhluk hidup
Ekosistem
- Kehilangan Keanekaragaman Hayati: Perubahan iklim dapat menyebabkan spesies-spesies tertentu punah atau pindah ke wilayah yang lebih sesuai dengan iklim baru. Hal ini dapat mengancam keanekaragaman hayati di berbagai ekosistem.
- Perubahan Musim dan Siklus Hidup: Organisme yang bergantung pada perubahan musim, seperti hewan migran atau tanaman berbunga, dapat menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan siklus hidup mereka dengan perubahan suhu dan pola hujan yang tidak stabil.
- Perubahan Zona Habitat: Perubahan iklim dapat menggeser zona habitat alami beberapa spesies, memaksa mereka untuk berpindah atau menghadapi persaingan dengan spesies lain di wilayah baru.
Kesehatan manusia
- Penyebaran Penyakit: Perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit menular, seperti malaria, demam kuning, dan penyakit yang ditularkan oleh organisme seperti nyamuk dan kutu.
- Kekurangan Air Bersih: Peningkatan suhu dan pola hujan yang tidak teratur dapat mengganggu pasokan air bersih, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia melalui penyebaran penyakit air dan kekurangan air minum.
- Kekurangan Pangan: Perubahan iklim dapat mengganggu produksi pangan dengan mengurangi hasil pertanian dan perikanan, yang dapat menyebabkan kelaparan dan kekurangan gizi.
Laut
- Peningkatan Suhu Laut: Suhu laut yang lebih tinggi dapat memengaruhi ekosistem laut, seperti karang dan spesies ikan, yang dapat mengancam mata pencaharian dan keberlanjutan sumber daya laut.
- Peningkatan Tingkat Asam Laut: Peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer dapat menyebabkan peningkatan tingkat asam laut, yang dapat merusak organisme laut dengan kerangka kalsium, seperti terumbu karang dan moluska.
Hewan dan Tumbuhan
- Migrasi dan Adaptasi: Beberapa spesies hewan dapat bermigrasi ke wilayah yang lebih sejuk atau tinggi, sementara tumbuhan dapat beradaptasi dengan perubahan iklim dengan mengubah waktu berbunga atau penyebaran biji.
- Ancaman Kepunahan: Spesies-spesies yang sangat khusus dan tidak dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan iklim dapat menghadapi risiko punah.
Kehidupan Manusia
- Kerentanan Terhadap Bencana: Perubahan iklim dapat meningkatkan kerentanan manusia terhadap bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan badai yang lebih kuat.
- Ketidakstabilan Sosial: Ketidakstabilan yang disebabkan oleh perubahan iklim, seperti kekurangan pangan dan air, dapat menyebabkan ketegangan sosial dan konflik.
Tindakan untuk menangani perubahan iklim dan perlindungan hutan #UntukmuBumiku
Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
❊ Mengadopsi energi terbarukan: Beralih dari sumber energi fosil ke energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan hidroelektrik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor energi.
❊ Peningkatan efisiensi energi: Mengurangi konsumsi energi dengan meningkatkan efisiensi di berbagai sektor, termasuk industri, transportasi, dan rumah tangga.
❊ Pengelolaan limbah dan pertanian berkelanjutan: Mengurangi emisi dari limbah dan sektor pertanian melalui praktik-praktik berkelanjutan.
Pengembangan Teknologi Hijau
✓ Inovasi energi terbarukan: Mengembangkan teknologi baru dalam energi terbarukan dan penyimpanan energi untuk menggantikan sumber energi yang berbasis fosil.
✓ Teknologi pengurangan emisi: Mengembangkan teknologi yang dapat mengurangi emisi dari sektor-sektor seperti industri dan transportasi.
Kebijakan dan Peraturan
✓Regulasi lingkungan: Menerapkan undang-undang dan peraturan yang ketat untuk mengurangi emisi dan mengatur penggunaan lahan.
✓ Insentif fiskal: Memberikan insentif fiskal kepada perusahaan dan individu yang berinvestasi dalam praktik-praktik ramah lingkungan.
Perlindungan Hutan dan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan
❄︎ Menerapkan hutan lestari: Menerapkan praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan untuk mengurangi deforestasi dan degradasi hutan, termasuk program sertifikasi FSC (Forest Stewardship Council).
❄︎ Membentuk dan memperluas kawasan konservasi: Mendirikan dan memperluas kawasan konservasi hutan dan taman nasional untuk melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan.
❄︎ Pengendalian illegal logging: Menegakkan hukum dan memantau aktivitas illegal logging untuk mengurangi kerusakan hutan.
Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
❤︎ Kampanye informasi: Mengedukasi masyarakat tentang perubahan iklim dan pentingnya perlindungan hutan melalui kampanye publik, seminar, dan pendidikan formal.
❤︎ Program penanaman pohon: Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam penanaman pohon dan program rehabilitasi hutan.
Pergantian Sumber Energi Fosil dengan Energi Terbarukan
Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam, serta beralih ke energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, hidroelektrik, dan energi geothermal. Ini akan mengurangi emisi gas rumah kaca yang berasal dari sektor energi.
Solusi mengatasi isu perubahan iklim
Berikut adalah beberapa solusi yang dapat membantu mengatasi isu perubahan iklim.
Meningkatkan Efisiensi Energi
Mengadopsi teknologi dan praktik yang lebih efisien dalam penggunaan energi di rumah, industri, dan transportasi.
Perlindungan Hutan dan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan
Melindungi hutan dan menghentikan deforestasi adalah langkah penting. Hutan berperan sebagai penyerap karbon alam, dan mereka juga mendukung keanekaragaman hayati. Praktik pengelolaan hutan berkelanjutan juga penting untuk menjaga hutan sehat.
Promosi Transportasi Publik
Mengurangi penggunaan mobil pribadi dengan meningkatkan sistem transportasi publik, berbagi kendaraan, dan infrastruktur untuk bersepeda dan berjalan kaki. Hal ini dapat mengurangi emisi dari sektor transportasi.
Penggunaan Teknologi Hijau
Pengembangan teknologi yang ramah lingkungan, seperti mobil listrik, baterai energi terbarukan, dan teknologi penangkapan karbon, dapat membantu mengurangi emisi.
Kurangi Limbah Plastik dan Limbah Elektronik
Produksi dan pembuangan plastik dan limbah elektronik berkontribusi pada perubahan iklim. Dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendaur ulang limbah elektronik, kita dapat mengurangi dampaknya.
Pertanian Berkelanjutan
Mempraktikkan pertanian berkelanjutan yang mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida, serta mempromosikan pertanian organik dan praktik-praktik yang ramah lingkungan.
Orang muda Indonesia sebagai #MudaMudiBumi memiliki harapan yang besar terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan. Mereka adalah generasi #TeamUpForImpact yang akan menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin serius, dan mereka berperan penting dalam mempengaruhi perubahan positif dalam kebijakan dan tindakan terkait isu-isu tersebut.
Harapan orang muda Indonesia terhadap penanganan isu perubahan Iklim dan Perlindungan Hutan
Tindakan Nyata untuk Mengurangi Emisi
Orang muda berharap pemerintah dan sektor swasta akan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, seperti beralih ke energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan mengurangi deforestasi. Mereka ingin melihat perubahan nyata dalam kebijakan dan praktik industri yang berkontribusi pada perubahan iklim.
Pendidikan dan Kesadaran
Orang muda ingin melihat pendidikan yang lebih luas dan lebih mendalam tentang perubahan iklim dan perlindungan hutan di sekolah-sekolah. Mereka berharap pendidikan ini akan membantu menginspirasi tindakan positif dan memotivasi lebih banyak orang untuk peduli tentang masalah ini.
Gerakan Sosial
Banyak orang muda Indonesia terlibat dalam gerakan sosial dan aktivisme terkait isu perubahan iklim dan perlindungan hutan. Mereka ingin melihat tindakan lebih besar dari masyarakat sipil, termasuk demonstrasi, kampanye, dan advokasi yang mendorong perubahan positif #BersamaBergerakBerdaya
Konservasi Hutan dan Keanekaragaman Hayati
Orang muda Indonesia sangat peduli tentang perlindungan hutan dan keanekaragaman hayati. Mereka berharap akan ada upaya lebih besar dalam menjaga ekosistem hutan yang penting bagi negara ini, seperti hutan hujan tropis. Mereka mendukung penegakan hukum yang lebih ketat terhadap illegal logging dan perambahan hutan.
Inovasi Teknologi
Generasi muda Indonesia memiliki keyakinan besar pada inovasi teknologi untuk mengatasi tantangan perubahan iklim. Mereka berharap dukungan untuk penelitian dan pengembangan teknologi yang dapat membantu mengurangi emisi dan mengamankan masa depan lingkungan.
Yuk share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan!
Referensi sumber
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_rumah_sakit_di_Kalimantan_Tengah
Foto kabut asap UPR: Alganiyu
Image: Pexels & dokumentasi pribadi
Animasi: Lottie