memilih niche blog

Apakah Blog Harus Memiliki Niche Blog Tertentu?

Banyak sekali orang-orang yang bingung tentang niche blog bahkan sebelum memiliki atau membuat blog.

Klise, tapi kebanyakan sih jawabannya masih sama, ya, perlu niche tertentu untuk sebuah blog.

Tapi bagaimana kalau Mom mempunyai banyak interest atau hobi, apakah bisa dan sah-sah saja menuliskan semua interest tersebut dalam satu blog?

Why not mengapa tidak?

Ga ada yang bakal melarang Mom untuk membuat satu blog dengan berbagai kategori atau niche.

Blognya kan punya Mom, terserah saja blognya di isi dengan kemauan yang punya kan?

Masalahnya, niche yang tidak terfokus akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengumpulkan audiens.

Mom harus mendefiniskan niche tertentu untuk blog kalau ingin menghasilkan hal-hal di bawah ini dengan cepat:

Baca juga: 9 Cara Mudah Membuat Blog untuk Pemula

Manfaat narrow niche

Niche, apaan sih?

Dalam hal ngeblog atau blogging, niche blog adalah topik yang kita definisikan dengan jelas dan yang akan kita tulis secara berkala atau reguler.

Niche bisa jadi adalah satu topik dengan cakupan yang sangat luas (broad) atau bisa juga topik yang sangat terfokus (narrow).

Beberapa contoh niche topik blog yang luas vs fokus (micro niche):

  • parenting (luas)
  • tips parenting untuk single mom (fokus)
  • SEO (luas)
  • SEO untuk agen real estate (fokus)
  • travel (luas)
  • family travel (fokus)

Membangun audiens

Saat Mom secara konsisten menulis tentang topik tertentu serta topik-topik lain yang berkaitan, orang-orang yang tertarik membaca artikel Mom biasanya akan suka juga untuk membaca “related article” yang lain.

Tapi jika misalnya nih Mom menulis tentang fotografi, diet setelah melahirkan, desain interior dan fitness. Maka pengunjung blog yang menyukai topik fotografi tidak akan mungkin tertarik untuk membaca artikel tentang fitness. Demikian juga pembaca blog yang menyukai artikel tentang desain interior belum pasti akan suka juga dengan artikel tentang global warming, Think about this ya Mom!

Hal ini juga menjadi alasan saya membuat blog baru. Blog Indriariadna khusus untuk niche freelance dan Upwork, blog Prodigitalmom khusus untuk niche sosial media. Arsitek Keuangan khusus untuk blog bertema literasi keuangan. dan yang paling baru, Menuliskan untuk niche blogging dan afiliasi marketing.

Awalnya saya tergoda untuk membuat lifestyle blog di domain Menuliskan. Mau di isi artikel gado-gado, tapi setelah berpikir lagi, akhirnya niat membuat lifestyle blog saya urungkan.

Logikanya, kalau kita menulis terlalu banyak topik yang berbeda, akan sulit untuk menentukan dan membangun audiens karena pengunjung hanya membaca satu artikel, selesai dan langsung keluar dari blog.

Membangun otoritas blog

Salah satu kunci yang berperan penting dalam membangun otoritas blog adalah konten artikel yang kita tulis.

Saat orang-orang melihat Mom sebagai blogger yang menulis konten authoritative, mereka akan lebih tertarik untuk kembali lagi membaca blog Mom di lain hari (returning visitor), meng-share artikel dan juga merekomendasikan konten tersebut kepada orang lain.

Tapiiii…..jika Mom menulis tentang artikel yang berbeda-beda dan bermacam-macam, akan lebih sulit untuk membangun reputasi sebagai blogger authoritative dalam topik tertentu. Ibarat kata palugada (apa lu tanya gua ada) tapi tidak bisa menjadi expert di topik manapun.

Bahkan jika Mom sudah ngeblog dan memilih niche, apabila niche yang dipilih terlalu luas, akan sulit juga untuk memantapkan blog sebagai blog yang authoritative.

Sebagai contoh, mencoba untuk menetapkan diri sebagai authoritative blogger di niche email marketing akan sangat sulit karena tingkat persaingannya yang sangat tinggi dan kompetitif. Bisa sih, tapi akan butuh waktu yang tidak singkat.

Tapi jika Mom memilih niche email marketing untuk agen real estate mungkin belum banyak orang yang mengambil niche tersebut. Sehingga tingkat persaingannya akan lebih rendah. Waktu yang Mom butuhkan untuk menjadi authoritative blogger di niche tersebut juga tidak membutuhkan waktu yang lama.

Mendapat traffic organic dari search engine

Mempunyai niche yang terfokus juga bisa membantu Mom mendapat traffic dari mesin pencari.

Dulu penilaian Google terhadap sebuah blog hanya bergantung pada kata kunci dan backlink serta relevansi konten sebagai patokan untuk menentukan otoritas blog.

Tapi dengan adanya analisis semantik, sekarang Google bisa menghitung dan menganalisa, seberapa baik dan authoritative satu blog membahas topik tertentu dari potongan atau cuplikan atau snippet dari artikel tersebut.

“Semantics” refers to the concepts or ideas conveyed by words, and semantic analysis is making any topic (or search query) easy for a machine to understand.

https://www.searchenginewatch.com/

Analisis semantik membuat topik apapun menjadi mudah dipahami oleh mesin telusur. Bahkan analisis semantik bisa mengukur otoritas dari sebuah laman blog, bahkan satu blog secara keseluruhan.

Jadi, apa hubungannya antara search engine dengan niche?

Semakin kita fokus menulis konten-konten artikel dengan tema dan topik tertentu, algoritma Google akan mengenali blog kita sebagai blog yang authoritative di topik dan niche tersebut.

hubungan antara search engine dan niche

Contoh blog saya yang pertama ini Mom https://www.indriariadna.com/ karena di blog ini saya banyak menulis tentang konten frelancer dan Upwork, ada beberapa artikel saya yang muncul di page one Google. Dengan kata kunci antara lain “cara withdraw saldo Upwork” dan “cara menjadi freelancer Upwork.”

Btw, boleh juga subscribe di YouTube Indri Ariadna apabila berkenan :).

Menurut analisa saya pribadi, mengapa artikel-artikel dengan kata kunci tersebut bisa muncul di halaman 1 Google, karena niche yang saya ambil (freelance dan Upwork) masih sedikit kompetitor atau persaingannya.

Belum banyak blog-blog yang membahas tentang Upwork.

Saya juga mengoptimasi konten-konten artikel dengan kata kunci yang disarankan oleh Google Console.

Nah, kembali lagi ke hubungan antara niche dan search engine. Ambil contoh, ada 2 blog yang menulis konten artikel tentang freelancer. Kedua artikel tersebut ditulis dengan sangat baik dan in-depth informational banget.

Artikel A ditulis oleh blog yang juga mengulas topik tentang gadget, fashion dan lifestyle.

Artikel B ditulis oleh blog yang hanya mengulas dan menayangkan artikel tentang freelance dan kerja remote saja.

Menurut Mom, mana artikel yang mempunyai ranking lebih tinggi di mata Google?

Monetisasi blog

Monetisasi blog menjadi lebih mudah kalau Mom mempunyai blog yang authoritative di niche tertentu.

Perlu diingat, monetisasi bergantung pada 3 hal yaitu:

  • membangun audiens
  • membangun otoritas
  • mendapatkan traffic

Pengalaman pribadi nih Mom, baru-baru ini saya mendapat klien dari Upwork yaitu Kimbino. Kimbino meng-hire saya untuk mencari backlink dari blog-blog Indonesia dengan syarat, traffic blog per bulan harus puluhan ribu hingga ratusan ribu traffic. Cek by Ahrefs.

Memangnya ada blog lokal yang memiliki traffic sebanyak itu? Ternyata ada loh. Blog-blog bertraffic tinggi yang saya dapatkan adalah blog yang mempunyai niche tekno dan gadget. Ini bisa menjadi contoh nyata hubungan antara niche yang terfokus dan traffic dari search engine.

Mom tahu berapa harga sponsored post di blog yang mempunyai traffic ratusan ribu per bulan dari Kimbino? 7 digit.

Tidak peduli apakah Mom akan memonetisasi blog dengan cara menjual service, produk, sponsor post atau afiliasi, Mom akan membutuhkan:

  1. Audiens yang loyal yang memandang Mom atau blog sebagai
  2. Blog yang authoritative dan Mom membutuhkan
  3. Traffic. Sebagus apapun traffic, Mom hanya bisa mengkonversi sekitar 5% atau bahkan kurang dari total pengunjung blog.

Berapapun nanti pesertanya, kita akan mulai di tanggal 1 February. Harga early bird berlaku sampai dengan tanggal 31 januari 2021. So, yuk gercep dan amankan kursi Mommies yaa…

Tapi tahu tidak mengapa ada teman-teman yang sudah mendaftar Dare To Blog dan bahkan sudah membayar jauh-jauh hari sebelum hari H?

Mereka percaya kepada saya.

Sebelum bisa memonetisasi blog, kita perlu 3 hal yaitu audiens mengenal kita, audiens memperhatikan kita, audiens percaya kepada kita.

Sudah melakukan ini belum Mom? Apakah pengunjung blog benar-benar mengenal kita ini siapa, mau memberikan komentar di artikel blog atau bahkan wapri untuk menanyakan artikel yang pernah kita tulis?

Apakah audiens yang kita punya benar-benar memperhatikan apa yang kita lakukan dan benar-benar mempercayai kita?

Baca juga: 15+ Cara Kreatif Mendapatkan Income Online

Cara memilih niche untuk blog

Oke, sekarang, bagaimana cara memilih niche terbaik untuk blog?

Masih gak paham bagaimana cara memilih niche dan pusing mau memakai niche apa untuk blog?

Tenang….gak usah pusing Mom, ada 6 kunci yang harus Mom perhatikan sebelum memilih niche.

Profitable gak?

Memilih niche sesuai passion atau memilih niche sesuai profit adalah perdebatan yang tak berujung Mom :).

Banyak yang bilang, ngeblog itu hobby. yang penting seneng aja, urusan cuan mah belakangan.

Banyak juga yang bilang, kalau kamu sudah pernah mendapat cuan dari blog, ga peduli itu passionmu atau tidak, hajar blehhh…

Menjalankan bisnis online yang sukses adalah tentang mengidentifikasi kebutuhan yang dimiliki orang-orang dan kemudian memenuhi kebutuhan tersebut. Jika Mom bisa melakukan itu, maka Mom bisa membuat blog yang menguntungkan.

Tidak ada yang salah dengan passion, tapi masalahnya adalah, passion berbicara tentang diri kita sendiri. Sedangkan, untuk menjalankan bisnis online yang sukses, kita harus berpikir tentang mereka (pembaca/pengunjung blog) dan bukan tentang kita atau aku.

Keuntungan atau profit seakan-akan menodai kesucian sebuah passion ya. Tapi, profit atau keuntungan adalah patokan berhasil tidaknya kita memberikan layanan dan solusi permasalahan kepada orang lain.

Singkatnya, Mom harus memikirkan apakah menjalankan blog hanyalah sebatas hobi atau menjalankan blog sebagai bisnis. Saya pernah menulis lebih lengkap tentang blog sebagai hobi atau blog sebagai bisnis di sini: Perfect Device for Multitasking Mom

Masih sanggup nulis tentang topik yang sama setahun kemudian?

Menjalankan sebuah blog ibarat kita berlari maraton. Apakah kita masih akan kuat berlari setelah 20 kilometer ataukah kita berhenti di kilometer 5 karena sesak napas dan kelelahan?

Selain memikirkan tentang profit, pikirkan juga apakah topik dari niche yang kita ambil bisa membuat kita menulis tentang hal yang sama selama setahun ke depan. Membosankan atau tidak?

Karena terkadang, bisnis dari blog tidak bisa menghasilkan keuntungan di masa-masa tertentu. Bukan hanya bisnis blog, bahkan hampir semua bisnis tiarap di tahun 2020 gara-gara pandemi.

Buat Mom yang ingin menghasilkan tambahan income di tahun 2021, bisa baca artikel ini ya Cara Menghasilkan Extra Income di 2021.

Yang membuat kita tetap bisa bertahan adalah motivasi untuk tetap menulis bahkan di saat tidak ada profit sama sekali dari blog.

Bisa pikirkan 50+ sub topik?

Pertimbangan yang lain dalam memilih niche adalah, bisa tidak kita memikirkan 52 hal tentang bahasan sub topik dari niche tersebut?

Mengapa 52?

Ambil contoh kita akan mengupdate konten artikel blog seminggu sekali. Dalam setahun kita akan butuh minimal 48 artikel. 4 untuk cadangan.

Ada beberapa topik yang sedemikian sempit sehingga kita bahkan susah memikirkan 52 sub topik untuk konten.

Jadi, supaya tidak kesusahan di tengah jalan, pikirkan dan tuliskan dulu 52 topik untuk 1 tahun sebelum memutuskan untuk memilih niche tersebut.

Apakah ada blogger lain yang memonetisasi topik ini?

Pernah dengar tentang blue ocean dan red ocean?

Niche yang red ocean berarti kompetitor terlalu banyak hingga darah membasahi lautan dan ikan-ikan tidak nampak. Blue ocean berarti minim kompetisi hingga kita bisa melihat dengan jelas isi lautan.

Tapi perlu dipertimbangkan juga, apabila ada kompetitor yang memonetisasi blognya dengan niche yang kita pilih, itu berarti bahwa niche tersebut bisa jadi menguntungkan dan profitable.

Sementara niche yang minim kompetitor sebaliknya, bisa jadi kurang profitable.

Jadi, kalau ada blog-blog lain dengan niche serupa dan sudah di monetisasi dan menghasilkan, itu pertanda bagus. Artinya kita tidak salah pilih niche karena orang lain sudah ada yang berhasil mendapatkan keuntungan di niche tersebut.

Apakah topiknya terlalu luas?

Topik atau tema konten yang cakupannya terlalu luas akan membutuhkan waktu yang sedikit lebih klama untuk megumpulkan audiens dan mendapatkan traffic yang bagus.

Alasan 1 – Google ranking

Niche yang terlalu luas akan sulit mendapatkan rangking di Google. Mengapa? Karena kompetisi atau persaingan yang tinggi.

Contoh pencarian dengan kata kunci: produk skincare

produk-skincare

Hasilnya ada 25.900.000 situs untuk kata kunci produk skincare.

Coba pencarian dengan kata kunci ini: produk skincare 40 tahun

produk skincare 40 tahun

Dengan penggunaan topik dan kata kunci yang lebih sempit, produk sincare 40 tahun mendapatkan hasil 2.790.000.

Bandingkan dengan kata kunci sebelumnya, hampir 10 kali lipat perbedaannya. 10 kali lipat pula persaingan atau kompetitornya.

Jadi, dengan mengambil niche yang micro (micro niche) dan tidak terlalu luas cakupannya, kita akan bisa nge-rank lebih tinggi dan lebih cepat di Google.

Alasan 2 – membangun audiens

Jika niche yang kita ambil cakupannya terlalu luas, akan sedikit sulit untuk membangun audiens dalam waktu singkat.

Ambil contoh, Mom ingin membidik niche parenting. Mom akan berkompetisi dengan blog-blog yang sudah settled seperti gracemelia, nyonyamalas dan catatansiemak.

Tapi kalau Mom mengambil niche yang sedikit lebih sempit lagi atau micro niche seperti parenting untuk single mom, hasilnya pasti beda.

Dengan pilihan mikro niche, blog bisa berkembang dengan lebih cepat.

Semakin sempit niche yang Mom pilih, semakin sedikit persaingan atau kompetisi di dunia blogging yang Mom hadapi. Akan semakin mudah juga untuk membangun audiens.

Blog gado-gado

Mungkin ada yang bertanya, mengapa blog gado-gado yang di sono bisa sukses dan blog yang di sini juga bisa sukses. Katanya harus pilih niche tertentu, kok blog gado-gado banyak yang berhasil?

Betul Mom, ada banyak blog gado-gado yang sukses. Dari segi traffic, audiens dan pendapatan.

Blog gado-gado ini adalah blog yang mempunyai niche campuran alias blog yang tidak mempunyai niche tertentu. Biasanya disebut juga dengan lifestyle blog.

Lifestyle blogger menulis apapun topik yang ada di blognya. Dalam satu blog mereka bisa menulis tentang parenting, memasak, dunia anak, review buku, tips tekno, dll.

Salah satu contoh adalah blog punya mba Rini, celotehdinihari.com yang meraup traffic hingga 60K per bulan.

Jadi, kita bisa banget membuat blog tanpa niche tertentu Mom.

2 faktor yang perlu diperhatikan saat Mom memilih lifestyle blog:

  1. Sering, blog gado-gado memulai dengan micro niche, setelah sukses baru kemudian melebarkan/expanding topik dan niche-nya.
  2. Blog gado-gado butuh waktu lebih lama untuk established dibanding micro niche. Rata-rata membutuhkan waktu 4 hingga 6 tahun.

Kesimpulan

Saat memulai ngeblog, sebagian orang khawatir kalau niche yang mereka ambil terlalu fokus atau sempit. Mereka berpikir, niche yang terlalu fokus tidak akan mendapat cukup traffic.

Yang sering terjadi adalah kebalikannya. Banyak orang memilih niche yang terlalu luas dan butuh waktu lama untuk menarik perhatian. Itu mengapa, banyak blogger yang menyerah di tengah jalan. Kurang atau tidak mendapat traffic sama sekali, susah mendapat backlink dan domain authority susah naik.

Mereka mengerjakan blog selama beberapa tahun, tidak melihat adanya hasil dan kemudian menyerah.

Itu mengapa Mom, pilih niche yang terfokus atau micro niche yang bisa mendapatkan audiens dan traffic lebih cepat.

Kalau Mom ada pertanyaan, silakan berkirim via kolom komen ya.

Saya juga berharap Mom mau membagikan artikel ini 🙂

Talk soon.